5.8.18

Contoh Soal UKOM D3 & Ners Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Edisi 10 2017, 2018, 2019

Contoh Soal UKOM D3 & Ners Keperawatan Medikal Bedah Edisi 10 2017, 2018, 2019

Contoh Soal UKOM D3 & Ners Keperawatan Medikal Bedah Edisi 10 2017, 2018, 2019, contoh soal ukom, soal kmb ukom, soal keperawatan, contoh soal perawat, soal ukokm keperawatan, soal kmb perawat, contoh soal keperawatan medial bedah, soal keperawatan lengkap, soal ukom 2017, soal ukom keperawatan 2018, soal ukom 2019 perawat
i'm sure that i can do it

Dibawah ini adalah contoh soal uji kompetensi keperawatan Medikal Bedah (KMB) disertai kunci Jawaban.


Hai semuanya, kali ini kita masih bahas soal Uji Kompetensi KMB ya, yuk langsung saja kita pelajari soal-soalnya berikut ini :


1. Klien dengan sindrom Guillain-Barre mengalami paralisis pada tubuh bagian atas, sudah diintubasi dan diberikan ventilasi mekanik. Manakah strategi yang harus dimasukkan perawat pada perencanaan keperawatan untuk menbantu klien menghadapi penyakitnya ?

A. Memberikan klien kontrol penuh atas keputusan perawatan dan membatasi pengunjung
B. Memberikan umpan balik positif dan mendorong ROM aktif
C. Memberikan informasi, memberikan umpan balik yang positif, dan mendorong relaksasi
D. Memberikan obat penenang melalui intravena
E. Mengurangi distraksi dan membatasi pengunjung

Jawaban : C. Memberikan informasi, memberikan umpan balik yang positif, dan mendorong relaksasi.
Rasional:
Klien dengan sindrom Guillain-Barre mengalami ketakutan dan kecemasan akibat paralisis tubuh bagian atas, serta munculnya gangguan yang tiba-tiba. Perawat dapat mengurangi ketakutan dengan memberikan informasi yang akurat tentang kondisi klien, memberikan perawatan lanjut, dan umpan balik positif pada klien, mendorong relaksasi, serta distraksi. Keluarga bisa dilibatkan pada aktifitas tertentu dan memberikan hiburan untuk klien juga.

Strategi Mengerjakan Soal:
Perhatikan kata penanda membantu klien menghadapi penyakitnya. Pilihan A harus dieliminasi terlebih dahulu karena tidak tepat jika berpikir bahwa klien ingin kontrol penuh atas semua keputusan perawatan. Klien yang mengalami paralisis tidak dapat berpartisipasi dalam ROM aktif, maka pilihan B harus dieliminasi. Dari pilihan yang tersisa, pilihan yang paling tepat adalah yang lebih menguntungkan dalam membantu klien menghadapi penyakitnya.



2. Intervensi manakah yang dapat dilakukan kepada klien dengan risiko tinggi alergi terhadap lateks ?

A. Jangan menggunakan sarung tangan non-lateks
B. Jangan memberikan pengobatan yang berasal dari botol kaca
C. Tempatkan klien hanya di dalam ruangan pribadi
D. Pastikan persediaan alat bebas lateks tersedia di dekat klien
E. Hanya gunakan manset sphigmomanometer eletronik untuk memeriksa tekanan darah klien

Jawaban : D. Pastikan persediaan alat bebas lateks tersedia di dekat klien.
Rasional:
Jika klien mengalami alergi terhadap lateks dan beresiko tinggi terhadap alergi, perawat seharusnya menggunakan sarung tangan non lateks dan peralatan bebas lateks tersedia di sekitar klien. Persedian dan perlatan yang menggunakan lateks harus disingkirka. Hal ini termasuk manset dan botol obat dengan penutup berbahan karet yang melibatkan penusukan menggunakan jarum suntik. Tidak perlu memberikan klien ruangan khusus.

Strategi Mengerjakan Soal:
Fokus pada subjek, klien yang beresiko tinggi terhadap reaksi alergi terhadap lateks. Dengan mengingat penyataan ini, benda-benda yang mengandung bahan karet akan mengarahkan pada jawaban yang benar. Juga dengan memperhatikan kata-kata yang membatasi klien, pilihan C dan E juga akan mengarahkan pada pilihan yang benar.



3. Perawat sedang merawat klien remaja yang sakit terminal. Saat merawat klien ini, perawat seharusnya melaksanakan intervensi yang mana ?

A. Patuhi keinginan klien setiap saat
B. Dorong klien untuk tergantung pada staf rumah sakit
C. Tolak untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kematian
D. Dorong klien untuk mempertahankan kontrol diri  yang maksimal
E. Patuhi semua keinginan keluarga setiap saat

Jawaban : D. Dorong klien untuk mempertahankan kontrol diri  yang maksimal.
Rasional:
Intervensi yang tepat saat merawat remaja yang menderita penyakit terminal meliputi menghindari aliansi baik dengan orang tua atau anak, penataan rumah sakit yang mendorong kemandirian dan konrol diri klien yang maksimal, dan menjawab pertanyaan remaja tersebut dengan jujur. Mematuhi keinginan klien setiap saat tidak terapeutik.

Strategi Mengerjakan Soal:
Perhatikan subjek, perawatan remajayang menderita penyakit terminal. Abaikan pilih B. Ingat bahwa remaja harus di dorong untuk mempertahankan kemandirian dan kontrol dirinya secara maksimal. Sisihkan pilihan C, karena ada kata tolak, pertanyaan remaja harus dijawab dengan jujur. Abaikan juga pilihan E karena konteksnya bukan remaja.
Review: Prinsip perawatan menjelang kematian bagi remaja yang menderita penyakit terminal
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan prosedur
Keilmuan: Keluarga
Proses Keperawatan: Implementasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Komunikasi
Sistem Tubuh: Saraf dan perilaku
Daftar pustaka: Hockenberry, Wilson (2013), p. 559



4. Klien mengalamli defisit neurologis yang melibatkan sistem limbik. Manakah temuan pengkajian yang spesifik pada tipe defisit ini ?

A. Disorientasi pada orang, tempat, dan waktu
B. Afek datar, dengan periode labilitas emosional
C. Tidak dapat mengingat apa yang dimakan saat sarapan hari ini
D. Tidak mampu melakukan penambahan dan pengurangan; tidak tahu siapa presiden Indonesia
E. Tidak mampu mengenali lingkungan sekitar.

Jawaban : B. Afek datar, dengan periode labilitas emosional.
Rasional:
Sistem limbik bertanggung jawab pada perasaan (afek) dan emosi. Kemampuan kalkulasi dan pengetahuan tentang kondisi terkini merupakan fungsi lobus frontalis. Hemisfer serebral, dengan fungsi regional spesifik, mengontrol orientasi seseorang. Mengingat kejadian dikontrol oleh hipokampus.

Strategi Mengerjakan Soal:
Perhatikan subjek, defisit neurologis pada sistim limbik. Ingat kembali bahwa sistim limbik bertanggung jawab pada perasaan dan emosi akan menunjukkan jawaban yang tepat pada anda.
Review: Fungsi sitim limbik
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Pengkajian
Upaya Kesehatan: Rehabilitatif
Kebutuhan Dasar: Komunikasi
Sistem Tubuh: Saraf dan perilaku
Daftar pustaka: Ignatavicius, Workman (2013), p. 907; Lewis et al (2011), 1409.



5. Allopurinol diresepkan untuk klien dan perawat menyiapkan petunjuk pemakain obat bagi klien tersebut. Petunjuk manakah yang harus di sediakan untuk klien tersebut?

A. Minum 3000 mL sehari
B. Minum obatnya pada keadaan perut kosong
C. Efek pengobatan akan terasa dengan segera
D. Kemungkinan bibir bengkak merupakan reaksi normal pengobatan
E. Klien dapat meminum obat tersebut bersamaan dg aspirin.

Jawaban : A. Minum 3000 mL sehari.
Rasional:
Klien yg mengkonsumsi allopurinol disarankan untuk minum atau mendapatkan asupan cairan sampai dengan 3000 mL sehari. Efek terapiotik obat akan terasa setelah pemakaian selama 1 minggu atau lebih. Allopurunol dapat diminum bersamaan, atau segera setelah makan atau minum susu. Reaksi ruam. Iritasi pada area orbital atau pembengkakan bibir atau area mulut harus segera dirujuk untuk menemui tenaga kesehatan karena hal-hal ini mungkin merupakan serangan gout jika diminum bersama allopurinol.

Strategi mengerjakan soal :
Fokus pada subjek, indikasi klien dengan allopurinol. Pilihan D dapat di kesampingkan dengan mudah karena mengindikasikan reaksi hipersensitivitas, yang bukan reaksi yg diharapkan. Dari sisa pilihan yang ada perlu diingat bahwa sediaan obat ini untuk terapi Gout. Akan mengarahkan pada jawaban yang benar.
Review: intruksi pada klien yang mengkonsumsi allopurinol
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Implementasi
Upaya Kesehatan: Preventif
Kebutuhan Dasar: Belajar.
Sistem Tubuh: Muskuluskeletal
Daftar pustaka: Hodgson, Kizior (.031).pp.34-36.



6. Perawat di unit medikal bedah sedang menangani klien gagal jantung. Klien tiba-tiba mengalami sesak napas, takikardi, crackles, dan perawat mencurigai ada udem paru. Perawat segera melaporkan kepada perawat senior dan mengharapkan anjuran apa intervensinya ?

A. Berikan oskigen
B. Pasang infus
C. Berikan obat digitalis
D. Pindahkan klien ke unit rawat jantung
E. Posisikan klien pada posisi Fowler

Jawaban : A. Berikan oskigen.
Rasional:
Edema paru merupakan kondisi mengancam jiwa yang berasal dari gagal jantung berat. Pada udem paru ventrikel kiri gagal memompa darah yang mencukupi, dan tekanan meningkat pada paru akibat akumulasi darah. Oksigen selalu diberikan dan klien ditempatkan pada posisi fowler untuk memudahkan fungsi pernapasan. Furosemid, diuretik kerja cepat, akan mengeluarkan cairan. Foley kateter dipasang untuk mengukur secara outpit urin. Pemberian morvin sulvat intravena mengurangi Venous return (preload) mengurangi kecemasan, dan mengurangi fungsi pernapasan. Memindahkan klien ke ruangrawat jantung bukan tindakan prioritas. Kenyataanya tidak harus semua tindakan mendapat respon yang seperti diharapkan.

Strategi Mengerjakan Soal:
Fokus pada pokok masalah, diagnosa klien.Ingat kembali patofisiologi yang berkaitan dengan udem paru dengan pernapasan ABC yang akan membantu menentukan intervensi utama.
Review: Tindakan pada klien udem paru
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawtaan
Domain: Pengetahuan Kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Implementasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Oksigenasi
Sistem Tubuh: Jantung pembuluh darah dan sistem limfatik
Daftar pustaka: Dewit, Kumagai (2013) p. 314; Cooper, Gosnell (2015). P. 1571, 1653-1655.



7. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian diperoleh data batuk berdahak, suara napas ronkhi di dada paru kanan bagian bawah, pasien sudah dalam posisi fowler. TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi  104x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, suhu : 36°C, saturasi oksigen 94%.
Apakah tindakan yang tepat pda kasus tersebut?

A.  Pemberian oksigen dengan Rebreathing mask
B.  Kolaborasi pemberian bronkhodilator
C.  Postural drainase
D.  Ajarkan napas efektif
E.  Anjurkan untuk banyak minum

Jawaban A.  Pemberian oksigen dengan Rebreathing mask



8. Perawat berencana untuk memberikan tindakan pencegahan kejang pada klien yg sedang dirawat di UGD. Manakah langkah langkah yg harus dicantumkan perawat pada perencanaannya untuk memastikan keamanan klien ?

A. Menempatkan tempat tidur dalam posisi yg tinggi
B. Meletakkan spatula lidah di tempat tidur bagian atas.
C. Meletakkan oksigen dan peralatan suction di samping t4 tidur.
D. Meletakkan air minum di dekat klien.
E. Melepaskan akses intravena dan selang infus.

Jawaban : C
Rasional:
Tindakan pencegahan kejang dapat bervariasi, tetapi umumnya memiliki keamanan. Pada umumnya, alat bantu napas, oksigen,dan alat suction tetap tersedia di samping tempat tidur klien. Pagar disamping tempat tidur diberikan lapisan yg empuk, dan tempat tidur tetap di posisi terendah. Klien terpasang infus di tempat yang mudah diakses jika obat antikonvulsan harus dberikan. Penggunaan spatula lidah sangat kontroversial, dan tidak boleh diletakkan ditempat tidur. Menekan lidah dengan spatula saat terjadi kejang sering mencederai klien yg menggigit selama kejang. Risikonya meliputi: menghalangi jalan napas jika penempatannya tidak tepat,gigi klien pecah,dan risiko berikutnya aspirasi fragmen gigi. Jika klien memiliki aura sebelum kejang, hal ini memungkinkan perawat memiliki cukup waktu untuk menempatkan orofaringeal tube sebelum kejang terjadi.

Strategi Mengerjakan Soal:
Perhatikan subjek,pencegahan kejang. Evaluasi pertanyaan ini dari perspektif yg menyebabkan bahaya bagi klien. Tidak ada bahaya dapat terjadi pada klien dari beberapa pilihan jawaban yg ada, kecuali menempatkan tempat tidur pada posisi tinggi dan menggunakan spatula lidah.
Review: Pencegahan kejang
Kompetensi: Asuhan dan manajemen Askep
Domain: Pengetahuan prosedur
Keilmuan: KMB


Contoh Soal UKOM D3 & Ners Keperawatan Medikal Bedah Edisi 10 2017, 2018, 2019

Contoh Soal UKOM D3 & Ners Keperawatan Medikal Bedah Edisi 10 2017, 2018, 2019, nurse, perawat, uko kompetensi, soal ukom perawat, uji kompetensi perawat,  uji kompeten perawat, jadwal ukom, ukom perawat lengkap
So do i do it and what do you do if i do it

Dibawah ini adalah contoh soal uji kompetensi keperawatan Medikal Bedah (KMB) disertai kunci Jawaban

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Kunci Jawaban
1 Klien dengan sindrom Guillain-Barre mengalami paralisis pada tubuh bagian atas, sudah diintubasi dan diberikan ventilasi mekanik. Manakah strategi yang harus dimasukkan perawat pada perencanaan keperawatan untuk menbantu klien menghadapi penyakitnya ? A. Memberikan klien kontrol penuh atas keputusan perawatan dan membatasi pengunjung
B. Memberikan umpan balik positif dan mendorong ROM aktif
C. Memberikan informasi, memberikan umpan balik yang positif, dan mendorong relaksasi
D. Memberikan obat penenang melalui intravena
E. Mengurangi distraksi dan membatasi pengunjung
Jawaban : C
Rasional: Klien dengan sindrom Guillain-Barre mengalami ketakutan dan kecemasan akibat paralisis tubuh bagian atas, serta munculnya gangguan yang tiba-tiba. Perawat dapat mengurangi ketakutan dengan memberikan informasi yang akurat tentang kondisi klien, memberikan perawatan lanjut, dan umpan balik positif pada klien, mendorong relaksasi, serta distraksi. Keluarga bisa dilibatkan pada aktifitas tertentu dan memberikan hiburan untuk klien juga.
Strategi Mengerjakan Soal: Perhatikan kata penanda membantu klien menghadapi penyakitnya. Pilihan A harus dieliminasi terlebih dahulu karena tidak tepat jika berpikir bahwa klien ingin kontrol penuh atas semua keputusan perawatan. Klien yang mengalami paralisis tidak dapat berpartisipasi dalam ROM aktif, maka pilihan B harus dieliminasi. Dari pilihan yang tersisa, pilihan yang paling tepat adalah yang lebih menguntungkan dalam membantu klien menghadapi penyakitnya.
2 Intervensi manakah yang dapat dilakukan kepada klien dengan risiko tinggi alergi terhadap lateks ? A. Jangan menggunakan sarung tangan non-lateks
B. Jangan memberikan pengobatan yang berasal dari botol kaca
C. Tempatkan klien hanya di dalam ruangan pribadi
D. Pastikan persediaan alat bebas lateks tersedia di dekat klien
E. Hanya gunakan manset sphigmomanometer eletronik untuk memeriksa tekanan darah klien
Jawaban : D
Rasional: Jika klien mengalami alergi terhadap lateks dan beresiko tinggi terhadap alergi, perawat seharusnya menggunakan sarung tangan non lateks dan peralatan bebas lateks tersedia di sekitar klien. Persedian dan perlatan yang menggunakan lateks harus disingkirka. Hal ini termasuk manset dan botol obat dengan penutup berbahan karet yang melibatkan penusukan menggunakan jarum suntik. Tidak perlu memberikan klien ruangan khusus.
Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada subjek, klien yang beresiko tinggi terhadap reaksi alergi terhadap lateks. Dengan mengingat penyataan ini, benda-benda yang mengandung bahan karet akan mengarahkan pada jawaban yang benar. Juga dengan memperhatikan kata-kata yang membatasi klien, pilihan C dan E juga akan mengarahkan pada pilihan yang benar.
3 Perawat sedang merawat klien remaja yang sakit terminal. Saat merawat klien ini, perawat seharusnya melaksanakan intervensi yang mana ? A. Patuhi keinginan klien setiap saat
B. Dorong klien untuk tergantung pada staf rumah sakit
C. Tolak untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kematian
D. Dorong klien untuk mempertahankan kontrol diri  yang maksimal
E. Patuhi semua keinginan keluarga setiap saat
Jawaban : D
Rasional: Intervensi yang tepat saat merawat remaja yang menderita penyakit terminal meliputi menghindari aliansi baik dengan orang tua atau anak, penataan rumah sakit yang mendorong kemandirian dan konrol diri klien yang maksimal, dan menjawab pertanyaan remaja tersebut dengan jujur. Mematuhi keinginan klien setiap saat tidak terapeutik.
Strategi Mengerjakan Soal: Perhatikan subjek, perawatan remajayang menderita penyakit terminal. Abaikan pilih B. Ingat bahwa remaja harus di dorong untuk mempertahankan kemandirian dan kontrol dirinya secara maksimal. Sisihkan pilihan C, karena ada kata tolak, pertanyaan remaja harus dijawab dengan jujur. Abaikan juga pilihan E karena konteksnya bukan remaja.
Review: Prinsip perawatan menjelang kematian bagi remaja yang menderita penyakit terminal
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan prosedur
Keilmuan: Keluarga
Proses Keperawatan: Implementasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Komunikasi
Sistem Tubuh: Saraf dan perilaku
Daftar pustaka: Hockenberry, Wilson (2013), p. 559
4 Klien mengalamli defisit neurologis yang melibatkan sistem limbik. Manakah temuan pengkajian yang spesifik pada tipe defisit ini ? A. Disorientasi pada orang, tempat, dan waktu
B. Afek datar, dengan periode labilitas emosional
C. Tidak dapat mengingat apa yang dimakan saat sarapan hari ini
D. Tidak mampu melakukan penambahan dan pengurangan; tidak tahu siapa presiden Indonesia
E. Tidak mampu mengenali lingkungan sekitar.
Jawaban : B
Rasional: Sistem limbik bertanggung jawab pada perasaan (afek) dan emosi. Kemampuan kalkulasi dan pengetahuan tentang kondisi terkini merupakan fungsi lobus frontalis. Hemisfer serebral, dengan fungsi regional spesifik, mengontrol orientasi seseorang. Mengingat kejadian dikontrol oleh hipokampus.
Strategi Mengerjakan Soal: Perhatikan subjek, defisit neurologis pada sistim limbik. Ingat kembali bahwa sistim limbik bertanggung jawab pada perasaan dan emosi akan menunjukkan jawaban yang tepat pada anda.
Review: Fungsi sitim limbik
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Pengkajian
Upaya Kesehatan: Rehabilitatif
Kebutuhan Dasar: Komunikasi
Sistem Tubuh: Saraf dan perilaku
Daftar pustaka: Ignatavicius, Workman (2013), p. 907; Lewis et al (2011), 1409.
5 Allopurinol diresepkan untuk klien dan perawat menyiapkan petunjuk pemakain obat bagi klien tersebut. Petunjuk manakah yang harus di sediakan untuk klien tersebut? A. Minum 3000 mL sehari
B. Minum obatnya pada keadaan perut kosong
C. Efek pengobatan akan terasa dengan segera
D. Kemungkinan bibir bengkak merupakan reaksi normal pengobatan
E. Klien dapat meminum obat tersebut bersamaan dg aspirin.
Jawaban : A
Rasional: klien yg mengkonsumsi allopurinol disarankan untuk minum atau mendapatkan asupan cairan sampai dengan 3000 mL sehari. Efek terapiotik obat akan terasa setelah pemakaian selama 1 minggu atau lebih. Allopurunol dapat diminum bersamaan, atau segera setelah makan atau minum susu. Reaksi ruam. Iritasi pada area orbital atau pembengkakan bibir atau area mulut harus segera dirujuk untuk menemui tenaga kesehatan karena hal-hal ini mungkin merupakan serangan gout jika diminum bersama allopurinol.
Strategi mengerjakan soal : fokus pada subjek, indikasi klien dengan allopurinol. Pilihan D dapat di kesampingkan dengan mudah karena mengindikasikan reaksi hipersensitivitas, yang bukan reaksi yg diharapkan. Dari sisa pilihan yang ada perlu diingat bahwa sediaan obat ini untuk terapi Gout. Akan mengarahkan pada jawaban yang benar.
Review: intruksi pada klien yang mengkonsumsi allopurinol
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Implementasi
Upaya Kesehatan: Preventif
Kebutuhan Dasar: Belajar.
Sistem Tubuh: Muskuluskeletal
Daftar pustaka: Hodgson, Kizior (.031).pp.34-36.
6 Perawat di unit medikal bedah sedang menangani klien gagal jantung. Klien tiba-tiba mengalami sesak napas, takikardi, crackles, dan perawat mencurigai ada udem paru. Perawat segera melaporkan kepada perawat senior dan mengharapkan anjuran apa intervensinya ? A. Berikan oskigen
B. Pasang infus
C. Berikan obat digitalis
D. Pindahkan klien ke unit rawat jantung
E. Posisikan klien pada posisi Fowler
Jawaban : A
Rasional: Edema paru merupakan kondisi mengancam jiwa yang berasal dari gagal jantung berat. Pada udem paru ventrikel kiri gagal memompa darah yang mencukupi, dan tekanan meningkat pada paru akibat akumulasi darah. Oksigen selalu diberikan dan klien ditempatkan pada posisi fowler untuk memudahkan fungsi pernapasan. Furosemid, diuretik kerja cepat, akan mengeluarkan cairan. Foley kateter dipasang untuk mengukur secara outpit urin. Pemberian morvin sulvat intravena mengurangi Venous return (preload) mengurangi kecemasan, dan mengurangi fungsi pernapasan. Memindahkan klien ke ruangrawat jantung bukan tindakan prioritas. Kenyataanya tidak harus semua tindakan mendapat respon yang seperti diharapkan.
Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada pokok masalah, diagnosa klien.Ingat kembali patofisiologi yang berkaitan dengan udem paru dengan pernapasan ABC yang akan membantu menentukan intervensi utama.
Review: Tindakan pada klien udem paru
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawtaan
Domain: Pengetahuan Kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Implementasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Oksigenasi
Sistem Tubuh: Jantung pembuluh darah dan sistem limfatik
Daftar pustaka: Dewit, Kumagai (2013) p. 314; Cooper, Gosnell (2015). P. 1571, 1653-1655.
7 Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian diperoleh data batuk berdahak, suara napas ronkhi di dada paru kanan bagian bawah, pasien sudah dalam posisi fowler. TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi  104x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, suhu : 36°C, saturasi oksigen 94%.
Apakah tindakan yang tepat pda kasus tersebut?
A.  Pemberian oksigen dengan Rebreathing mask
B.  Kolaborasi pemberian bronkhodilator
C.  Postural drainase
D.  Ajarkan napas efektif
E.  Anjurkan untuk banyak minum
Jawaban A.  Pemberian oksigen dengan Rebreathing mask
8 Perawat berencana untuk memberikan tindakan pencegahan kejang pada klien yg sedang dirawat di UGD. Manakah langkah langkah yg harus dicantumkan perawat pada perencanaannya untuk memastikan keamanan klien ? A. Menempatkan tempat tidur dalam posisi yg tinggi
B. Meletakkan spatula lidah di tempat tidur bagian atas.
C. Meletakkan oksigen dan peralatan suction di samping t4 tidur.
D. Meletakkan air minum di dekat klien.
E. Melepaskan akses intravena dan selang infus.
Jawaban : C
Rasional: tindakan pencegahan kejang dapat bervariasi, tetapi umumnya memiliki keamanan. Pada umumnya, alat bantu napas, oksigen,dan alat suction tetap tersedia di samping tempat tidur klien. Pagar disamping tempat tidur diberikan lapisan yg empuk, dan tempat tidur tetap di posisi terendah. Klien terpasang infus di tempat yang mudah diakses jika obat antikonvulsan harus dberikan. Penggunaan spatula lidah sangat kontroversial, dan tidak boleh diletakkan ditempat tidur. Menekan lidah dengan spatula saat terjadi kejang sering mencederai klien yg menggigit selama kejang. Risikonya meliputi: menghalangi jalan napas jika penempatannya tidak tepat,gigi klien pecah,dan risiko berikutnya aspirasi fragmen gigi. Jika klien memiliki aura sebelum kejang, hal ini memungkinkan perawat memiliki cukup waktu untuk menempatkan orofaringeal tube sebelum kejang terjadi.
Strategi Mengerjakan Soal: perhatikan subjek,pencegahan kejang. Evaluasi pertanyaan ini dari perspektif yg menyebabkan bahaya bagi klien. Tidak ada bahaya dapat terjadi pada klien dari beberapa pilihan jawaban yg ada, kecuali menempatkan tempat tidur pada posisi tinggi dan menggunakan spatula lidah.
Review: Pencegahan kejang
Kompetensi: Asuhan dan manajemen Askep
Domain: Pengetahuan prosedur
Keilmuan: KMB

Baca Juga : 

Sumber : contoh soal uji kompetensi keperawatan ini difitasi dan disaring dari beberapa website yang kami cantumkan sumbernya dibawah ini yaitu sebagai berikut :

Semoga apa yang saya sajikan dan berikan ini dapat bermanfaat bagi teman untuk menghadapi uji kompetensi keperawatan.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon